Selasa, 21 Januari 2014

[1Hari1Ayat] #13 : Aisyah di Akhir Zaman

Q.S Annisa : ayat 175
"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya."




Kebiasaan saya berbelanja online mengenalkan saya pada seorang muslimah yang kemudian sangat saya kagumi. Beliau adalah Aisyah Amatullah Al-Muwaffaqah, , seorang dokter muslimah yang cantik, penulis, komikus, sekaligus perancang dari busana-busana syar’i yang dijualnya lewat media online. Beliau masih tergolong muda menurut saya, namun sangat pantas dijadikan sebagai sosok panutan bagi muslimah lainnya. Kekaguman saya semakin bertambah-tambah ketika selesai membaca buku beliau yang berjudul “Aisyah di akhir zaman”. Sebuah buku yang beliau hadiahi ketika saya membeli gamis cantik yang beliau jual.

diambil dari instagram Aisyah :-)

“Aisyah di akhir zaman, Catatan  Cinta Transformasi Akhwat”, begitulah judul yang tertera di sampul buku berwarna kuning itu. Buku yang membuat saya mampu berdecak kagum dan sekaligus iri betapa Aisyah hampir saja mendekati sosok sempurna bagi saya. Iri dalam artian menjadi instropeksi sekaligus memberikan motivasi bagi saya untuk bisa meneladani ke istiqomahan beliau dalam mempertahankan jati diri sebagai muslimah kapan pun dan dimanapun.

Bagian yang paling menarik bagi saya dari buku ini adalah ketika Asiyah begitu keukeuh mempertahankan kerudungnya diruang operasi yang jelas-jelas terlarang karena dianggap tidak steril. Sampai-sampai beliau menjahit dan merancang busana sendiri yang kemudian disterilkan agar bisa memasuki ruang operasi tetap dengan kerudung. Teguran demi teguran pun tidak menyurutkan langkah Aisyah untuk mempertahankan itu semua. Bahkan ia rela diberi surat peringatan demi mempertahankan kerudungnya agar tidak lepas saat memasuki ruang operasi.

“Hanya orang-orang yang mampu bertahanlah yang sanggup mengambil sebuah pilihan hidup dan siap menerima konsekuensi serta resiko yang lebih besar ketimbang orang-orang biasa yang hanya cukup mengikuti arus dan meniru kebanyakan, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan tekad yang besar untuk menerima konsekuensi dan resiko yang ada. Karena menjadi istimewa butuh pengorbanan, butuh kesabaran dan butuh keteguhan hati.”

Pengorbanan Aisyah untuk kerudungnya cukup bisa menyentak saya dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian membuat saya merasa belum apa-apa sebagai seorang perempuan yang disebut muslimah. Keteguhan dan ketegasannya dalam mempertahankan prinsip membuat Aisyah menjadi perempuan yang begitu terjaga, tidak setengah-setengah namun total walau terkadang begitu banyak hambatan yang akan dilalui.

Daann..inilah yang seharusnya menjadi panutan bagi anak-anak muda dan juga saya sendiri yang mungkin selama ini masih belum sepenuhnya memegang teguh apa yang seharusnya memang dijaga dan dipertahankan. Baik itu dari cara berpakaian, hubungan dengan lawan jenis, hidup bermasyarakat dan semua hal yang melingkupi kehidupan kita.

“Membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa”, itulah yang seharusnya kita terapkan dalam hidup, walau mungkin akan bertentangan dengan banyak orang yang cenderung membenarkan kebiasaan itulah sisi perjuangannya. Dan Aisyah dengan bukunya telah kembali membuka mata saya sekaligus memberikan semangat juang agar bisa menjadi sosok muslimah yang semestinya. Terima kasih bukunya Isah ^_^

#
yang mau belanja gamis syar'i nya Aisyah cek di Galeri Akhwat Zahidah :-)

1 komentar: