Dulu sebelum menikah, pernikahan dalam bayangan saya adalah sesuatu yang sangat rumit. Segala kekurangan sifat calon pasangan saya begitu lebih dominan dalam pikiran. Sehingga semuanya menjadi bayangan buruk yang tidak pernah ada penyelesaiannya. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Semua serasa akan menjadi hal yang sulit untuk dijalani. Mampukah saya menerima kekurangannya? Mampukah saya menjalani dengan sifat dan cara pandang yang berbeda?
Sebelum pertanyaan-pertanyaa
tersebut terjawab, hal yang pertama yang harus saya sadari adalah bahwasanya
jodoh adalah seseorang yang telah Allah takdirkan buat kita. Orang baik
jodohnya orang baik, orang jahat jodohnya orang jahat, baik menurut kita belum
tentu baik menurut Allah, buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah.
Siapalah kita? Hanyalah manusia biasa yang tidak tahu apa-apa, sedangkan Allah
maha tahu segalanya. Lalu kenapa kita tidak percayakan saja pada Allah untuk
memilih jodoh yang terbaik buat kita??
Memutuskan untuk menikah memang
bukan perkara gampang, saya harus mencoba melihat dan mendengarkan suara hati yang paling
dalam, Sampai kapan saya begini? Segala cobaan yang menghalangi niat itu pun
sudah sering saya alami, yang ada malah saya semakin jauh berjalan, semakin
tidak tahu arah dan tujuan. Bersyukur, akhirnya Allah juga yang menyelamatkan
dan membuka pintu hati saya hingga akhirnya niat itupun bisa terlaksana.
Alhamdulillah..
Lalu bagaimana setelah menikah?
Subhanallah....Maha suci Allah
yang telah menciptakan rasa cinta dan saling menyayangi. Ternyata sungguh jauh
dari dugaan saya sebelumnya. Rasa cinta dan kasih sayang seteleh menikah itu
benar-benar berbeda dengan yang saya rasakan sebelum menikah yang tentunya
banyak dicampuri tangan syetan. Namun cinta dan kasih sayang yang diberkati
Allah, perjanjian yang diikat dan disaksikan oleh penghuni langit dan bumi itu
sungguh luar biasa.
Perbedaan itu sudah pasti ada
tapi disanalah kita belajar, dari dua mahkluk yang tidak sempurna, menjadi
sempurna dengan kebersamaan. Permasalahan itu sudah pasti ada tapi akan selalu
ada ruang untuk kembali menerima tanpa dendam, tanpa sakit hati. Kita akan
selalu diajak belajar memahami dan mengerti, sehingga pernikahan bisa menjadi
wadah untuk terus menempa kita menjadi manusia yang lebih dewasa dari waktu
kewaktu.
Permasalahan yang datang akan
melatih diri kita akan banyak hal, melatih rasa sabar, melatih meredam emosi,
melatih ikhlas, juga membuat kita semakin mengerti bagaimana seharusnya
mencintai karena Allah, menyayangi karena Allah. Pasangan kita adalah bagian
dari diri kita, kekurangannya adalah kekurangan kita, kebaikannya adalah
kebaikan kita. Segala hal yang membuat kita sempat menaruh rasa benci hanyalah
bisikan syetan yang iri pada kebahagiaan kita. Percayalah pasangan kita adalah
sepotong hati kita yang lain :D jika kita mampu untuk tidak goyah dari segala
hasutan, lemah karena amarah, pasti kita akan selalu bahagia ^_^.
Ketika kebersamaan dua orang yang
berlainan jenis ketika sebelum menikah, maka ketiganya adalah syetan. Namun
kebersamaan dua orang berlainan jenis yang sudah diikat tali pernikahan ,
ketiganya adalah Allah. Mustahil pernikahan itu akan bisa bahagia jika kita
tidak selalu menyertakan Allah didalamnya. Segala apapun yang ada didalamnya
baik susah maupun senang hendaknya menjadikan kita lebih dekat kepada Allah.
Karena kita tidak akan mampu menjalaninya dengan baik tanpa bantuan dariNya.
Rasanya bersyukur sekali berada
dititik ini, dimana semua bisa dengan mudah dan lapang untuk dijalani. Benar
kata orang-orang bahwa pernikahan itu membawa berkah, yang menentramkan dan
mendamaikan hati.
#buruannikah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar