Minggu, 06 Juli 2014

Menikahlah maka kau akan.....



Dulu sebelum menikah, pernikahan dalam bayangan saya adalah sesuatu yang sangat rumit. Segala kekurangan sifat calon pasangan saya begitu lebih dominan dalam pikiran. Sehingga semuanya menjadi bayangan buruk yang tidak pernah ada penyelesaiannya. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Semua serasa akan menjadi hal yang sulit untuk dijalani. Mampukah saya menerima kekurangannya? Mampukah saya menjalani dengan sifat dan cara pandang yang berbeda?


Sebelum pertanyaan-pertanyaa tersebut terjawab, hal yang pertama yang harus saya sadari adalah bahwasanya jodoh adalah seseorang yang telah Allah takdirkan buat kita. Orang baik jodohnya orang baik, orang jahat jodohnya orang jahat, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah. Siapalah kita? Hanyalah manusia biasa yang tidak tahu apa-apa, sedangkan Allah maha tahu segalanya. Lalu kenapa kita tidak percayakan saja pada Allah untuk memilih jodoh yang terbaik buat kita??

Memutuskan untuk menikah memang bukan perkara gampang, saya harus mencoba melihat  dan mendengarkan suara hati yang paling dalam, Sampai kapan saya begini? Segala cobaan yang menghalangi niat itu pun sudah sering saya alami, yang ada malah saya semakin jauh berjalan, semakin tidak tahu arah dan tujuan. Bersyukur, akhirnya Allah juga yang menyelamatkan dan membuka pintu hati saya hingga akhirnya niat itupun bisa terlaksana. Alhamdulillah..

Lalu bagaimana setelah menikah?

Subhanallah....Maha suci Allah yang telah menciptakan rasa cinta dan saling menyayangi. Ternyata sungguh jauh dari dugaan saya sebelumnya. Rasa cinta dan kasih sayang seteleh menikah itu benar-benar berbeda dengan yang saya rasakan sebelum menikah yang tentunya banyak dicampuri tangan syetan. Namun cinta dan kasih sayang yang diberkati Allah, perjanjian yang diikat dan disaksikan oleh penghuni langit dan bumi itu sungguh luar biasa. 

Perbedaan itu sudah pasti ada tapi disanalah kita belajar, dari dua mahkluk yang tidak sempurna, menjadi sempurna dengan kebersamaan. Permasalahan itu sudah pasti ada tapi akan selalu ada ruang untuk kembali menerima tanpa dendam, tanpa sakit hati. Kita akan selalu diajak belajar memahami dan mengerti, sehingga pernikahan bisa menjadi wadah untuk terus menempa kita menjadi manusia yang lebih dewasa dari waktu kewaktu.

Permasalahan yang datang akan melatih diri kita akan banyak hal, melatih rasa sabar, melatih meredam emosi, melatih ikhlas, juga membuat kita semakin mengerti bagaimana seharusnya mencintai karena Allah, menyayangi karena Allah. Pasangan kita adalah bagian dari diri kita, kekurangannya adalah kekurangan kita, kebaikannya adalah kebaikan kita. Segala hal yang membuat kita sempat menaruh rasa benci hanyalah bisikan syetan yang iri pada kebahagiaan kita. Percayalah pasangan kita adalah sepotong hati kita yang lain :D jika kita mampu untuk tidak goyah dari segala hasutan, lemah karena amarah, pasti kita akan selalu bahagia ^_^.

Ketika kebersamaan dua orang yang berlainan jenis ketika sebelum menikah, maka ketiganya adalah syetan. Namun kebersamaan dua orang berlainan jenis yang sudah diikat tali pernikahan , ketiganya adalah Allah. Mustahil pernikahan itu akan bisa bahagia jika kita tidak selalu menyertakan Allah didalamnya. Segala apapun yang ada didalamnya baik susah maupun senang hendaknya menjadikan kita lebih dekat kepada Allah. Karena kita tidak akan mampu menjalaninya dengan baik tanpa bantuan dariNya.

Rasanya bersyukur sekali berada dititik ini, dimana semua bisa dengan mudah dan lapang untuk dijalani. Benar kata orang-orang bahwa pernikahan itu membawa berkah, yang menentramkan dan mendamaikan hati.

#buruannikah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar