Jumat, 13 Juni 2014

Aku menyumpahi sahabatku

Terkadang kita mesti punya seni tersendiri dalam menanggapi penilaian orang. Karena setiap orang tentunya memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam memandang sesuatu dan mau tidak mau kita harus menempatkan diri sebagai orang yang memahami perbedaan itu.
Sama halnya ketika saya harus meladeni komentar seorang sahabat yang notabene nya adalah sahabat saya dari kecil. Dari latar sikap dan sifat kita memang jauh berbeda, namun sejarah membuat kita selalu bisa menjalin sebuah pertemanan sampai saat sekarang ini.
E: sejak kapan kamu jadi ustazah i? kena dimana kamu? :D
I : :D
E : udah lumayan byk juga ya teman kita yang kena.
I : kena apa?
E : itu tuh aliran sesat apatuh namanya kayak santet gitu.
dst...
disatu sisi saya memaksakan diri untuk memahami si E yang mungkin belum bisa memahami agamanya sendiri begitupun juga dengan saya yang pada dasarnya masih belajar dan masih jauh dari apa yg dinilaikan si E.
Namun disisi lain syetan selalu berusaha mengambil alih hati..bak lomba lari selalu ingin didepan memegang kendali diri. Memancing emosi dan membuat saya ingin mengeluarkan kata-kata yang mungkin menurut pikiran saya akan membuat si E sadar.

Tapi begitulah...setiap rasa itu terasa disanalah kita kembali belajar mengontrol apa yang sebenarnya kita tahu hal yang akan memberikan dampak yang tidak baik.
Menarik nafas dan menenangkan diri mungkin adalah langkah awal yang baik sebelum menanggapi penilaian2 orang tersebut.
lalu akhirnya saya menyumpahi si E agar suatu hari jilbannya lebih lebih dan memakai cadar..amiin :D

2 komentar:

  1. semangat dan tetap istiqomah uni..segala sesuatu yang baik memang dianggap asing bagi yang lainnya..itulah tantangannya..

    aku jg beberapa kali sering dengar teman2ku sering dipertanyakan, hanya karena dia sekarang lebih mendalami agamanya dibandingkan dulu..mungkin lingkungannya merasa "aneh" perubahan itu..tp biarlah dianggap aneh, yang penting perubahan itu insya Allah kearah jalan yang baik..semoga Allah tetap mengistiqomahkan untuk jalan yang baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. aammin ya rabb..
      iya mase,,,tapi sakit juga dibilang begitu hehe..maunya membobardir dia ,,,tapi apa daya aku nggak pandai....lha aku aja masih belajar dan masih belum apa-apa... hehe

      Hapus